Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE menilai tema peringatan Hari Air Dunia XVIII tahun ini (2010) “Clean Water for Healthy World” tidak terlepas dari permasalahan Sumber Daya Air (SDA) yang cenderung setiap tahun semakin memprihatinkan.
Melalui peringatan HAD ini diharapkan kesadaran sekaligus kepedulian dari semua komponen terkait akan tercipta. Dengan demikian, ke depan masalah buruknya kualitas air dapat ditangani secara berkesinambungan dan terpadu.
Limbah
Ditegaskan, sebanyak 1.500 km3 lebih air limbah diproduksi dunia. Sayangnya di negara-negara berkembang lebih dari 80% air limbah tidak didaur ulang, akibat belum memadainya regulasi dan minimnya sumber daya (resources). Padahal, air limbah dapat dimanfaatnya untuk sumber energi dan keperluan irigasi.
“Dengan sentuhan teknologi yang berkembang, mestinya air limbah dapat dimanfaatkan. Bukan sebaliknya, malah terbuang percuma apalagi mencemari lingkungan,” tegas djoko Kirmanto, saat memberikan sambutan dalam rangkaian peringatan HAD XVIII di Kelurahan Rawajati, Kalibata, Jakarta Timur (20/3).
Dilain sisi, menurut Menteri PU yang juga menjabat Ketua Harian Dewan SDA Nasional, meningkatnya populasi penduduk dan industri justru menambah sumber polusi baru yang menurunkan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air bersih.
“Padahal, kualitas air yang memadai sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kehidupan. Oleh karena itu permasalah air yang melanda dunia menggugah kesadaran dan kepedulian masyarakat dunia untuk bersama-sama melestarikan SDA secara berkelanjutan,” katanya.
Pengalaman menunjukkan, betapa pengelolaan SDA berkelanjutan perlu melibatkan semua pihak. Karena pada dasarnya, masalah air adalah urusan semua orang – Water is everybody business.
Atas dasar itu, pentingnya komunikasi antar para stakeholder sangat menentukan dalam mengatasi buruknya kualitas air.
Djoko menjelaskan, bahwa masalah SDA hanya dapat diatasi melalui pendekatan teknis struktur (konstruksi) dan pendekatan non struktur berupa pengaturan dan public awareness campaign (Kampanye Peduli Air).
Meski demikian, Menteri PU menyambut baik terhadap upaya pengelolaan SDA ke depan, yang menitikberatkan pada Pola Pengelolaan Wilayah Sungai (WS). Dijelaskannya, melalui pola itu nantinya setiap kegiatan konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air pada WS dapat dikontrol dan dievaluasi.
Tercatat, sekitar 133 WS di Indonesia, dimana 69 WS dikelola dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat melalui Balai dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sedangkan sisanya (64 WS) dibawah wewenang pemerintah provinsi/kabupaten.
Langkah Pertama
Terkait dengan upaya tersebut di atas, Djoko Kirmanto menyambut baik dijadikannya Sungai Ciliwung sebagai starting point – langkah pertama dalam peringatan HAD XVIII kali ini. Dirinya berharap, Sungai Ciliwung yang digarap BBWS Ciliwung-Cisadane (Cilicis) bisa dijadikan contoh bagi upaya serupa di daerah aliran sungai atau wilayah sungai lain di tanah air.
Pada kesempatan tersebut, Menteri PU juga menyampaikan apresiasinya kepada Paduan Suara Anak-Anak Ciliwung dan Duta Air (SD) dibawah binaan “Coca-Cola” yang telah mendeklarasikan diri melalui lagu yang syairnya “ Kami ingin Ciliwung Bersih Kembali”. Pesan moral yang bisa ditangkap dari syair lagu itu, adalah mengajak agar semua pihak tidak mencemari badan sungai dengan berbagai limbah.
Menyikapi syair tersebut, Menteri PU meminta kepada semua komponen (pemerintah, masyarakat, pabrik/industri) untuk tidak membuang limbah ke Sungai (Ciliwung), yang berdampak penyebab banjir saat musim penghujan tiba.
“Kita harus malu dengan anak-anak tadi, bila mencemari sungai. Itu adalah pesan moral yang mereka sampaikan. Dan kita harus bisa menyikapinya dengan bijaksana,” papar Menteri PU, dihadapan para pejabat dari Kementerian PU, KLH, Pemda DKI Jakarta, perwakilan negara sahabat dan masyarakat yang hadir dalam peringatan HAD XVIII.
Prihatin Kualitas
Sebelumnya, Ketua Umum Panitia Nasional Peringatan HAD XVIII tahun 2010, DR. Ir. Moch. Amron, M.Sc dalam sambutannya juga mengingatkan tentang permasalahan kualitas air yang dinilai sampai kini masih memprihatinkan.
Melalui peringatan HAD kali ini, dirinya menghimbau agar masyarakat menyadari akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk senantiasa memahami akan pentingnya konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air, dalam Tema Nasional HAD tahun ini yang mengusung tema” Kualitas Air untuk Indonesia Sehat”.
Plt. Direktur Jenderal SDA – Dep. PU ini juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemprov DKI Jakarta atas peran aktifnya dalam peringatan HAD tahun ini, melaui kegiatan yang dilakukan di DAS Ciliwung. “Kegiatan itu sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dan peningkatan kepedulian terhadap pengelolaan SDA,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dibacakan Deklarasi Masyarakat untuk Ciliwung Bersih oleh warga Tanjung Barat, Pejaten Timur, Gedong, Cililitan Balekambang dan Warga Rawajati. Pemberian benih pohon dan kegiatan tanam pohon dilokasi setempat.**son/faz/ad