Puluhan orang melakukan aksi simpatik dalam rangka kampanye Peringatan Hari Air Dunia (HAD) XX tahun 2012 yang diselenggarakan setiap tahun tanggal 22 Maret dengan menyerukan berbagai slogan terkait dengan tema HAD XX “Water and Food Security” atau Ketahanan Air dan Pangan kepada para pengendara motor dan mobil yang melintas di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta. (22/3)
Selain menyampaikan seruan tersebut, para peserta aksi kampanye ini juga membentangkan beberapa poster dan spanduk serta membagikan berbagai striker, leaflet, bunga mawar kepada para pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut.
Kampanye yang dihadiri Sekretaris Direktorat Jenderal SDA – Kementerian PU selaku Ketua Tim Pelaksana Panitia Nasional Peringatan HAD XX, Ir. Sugiyanto, M.Eng, Sekretaris Harian Dewan SDA Nasional selaku Ketua II Tim Teknis Penyelenggaraan HAD XX, Ir. Imam Anshori, MT dan beberapa jajaran kepanitiaan nasional lainnya tersebut, bertujuan untuk kembali mengingatkan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bagi kelangsungan semua makhluk hidup.
Aksi ini juga mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan berbagai isu-isu penting, antara lain semakin menurunnya kuantitas dan kualitas air yang tersedia, pentingnya konservasi dan pelestarian SDA serta perlindungan sumber-sumber air.
Berpakaian putih dilengkapi dengan topi bertuliskan Hari Air Dunia 2012, aksi kampanye ini berlangsung dengan damai, dan mengajak masyarakat khususnya para pengguna kendaraan bermotor agar menggunakan air dengan bijaksana dan memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi.
Kampanye “Ketahanan Air dan Pangan” ini sesuai dengan tema nasional HAD 2012 juga diramaikan oleh kehadiran artis dan pencinta alam Ully Sigar Rusady, yang memang dikenal amat peduli terhadap isu-isu lingkungan hidup.
Meski panas terik menyengat, tak segan-segan peserta aksi simpatik ini membagikan brosur dan bunga mawar serta secara singkat menyampaikan informasi kepada pengguna jalan agar selalu berhemat dan bijak dalam menngunakan air, serta selalu menjaga lingkungan sekitarnya agar asri dan lestari.
Untuk Pangan
Dalam kesempatan tersebut, Sugiyanto menyatakan, bahwa tema HAD XX tingkat nasional kali ini adalah “Ketahanan Air dan Pangan”, dimana ketahahan air yang dilakukan dimaksudkan untuk pangan.
“Pangan…kan tidak bisa tanpa air. Air akan sangat diperlukan, dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air pasti meningkat. Untuk tahun 1970 penduduk kita masih 110 juta, sekarang sudah 230 juta jiwa lebih. Sudah dua kali lipat dalam waktu 40 tahun,” katanya.
Oleh karenanya, menurut Sugiyanto, kebutuhan air juga akan meningkat, sedangkan ketersediannya akan berkurang, dalam arti yang siap dipakai. Terlebih lagi bila disertai dengan kerusakan lingkungan.
“Hutannya rusak dan waktu musim kemarau juga banyak limbah-limbah yang masuk ke sungai karena jumlah penduduk semakin banyak. Jumlah air prinsipnya tetap, tetapi kalau kita hitung sesuai dengan ruang dan waktu pasti ketersediannya terbatas atau semakin berkurang,” ungkapnya.
Sugiyanto mencontohkan, kalau dahulu sungai-sungai mengalir dengan debit air yang besar. Akan tetapi sekarang, kalau musim kemarau airnya berkurang atau bahkan sampai tidak ada airnya dan dimusim penghujan, airnya sangat banyak.
Selain kegiatan kampanye ini, Sugiyanto menjelaskan, nantinya berlanjut dengan gerakan masyarakat dan apresiasi air dunia, pameran dan lokakarya atau seminar. Gerakan masyarakat ini dalam berbagai bentuk, seperti lomba lukis, lomba menggambar, lomba foto dan di koordinir dari teman – teman Universitas.
“Ada dari Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, kemudian ada Universitas Al Azhar. Kita juga sudah mengirim surat ke daerah–daerah untuk masing-masing melaksanakan kegiatan seperti ini. Supaya gaungnya nanti lebih luas, orang lebih peduli terhadap air,” ungkapnya.
Tingkatkan Suplai Air
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Imam Anshori menyatakan, bahwa sebagai negara yang beriklim tropis, tentu ada saat-saat dimana Indonesia mendapatkan curahan air yang banyak dan pada saat kemarau curah hujannya sangat sedikit.
“Sehingga bagaimana mentransformasikan air yang banyak ketika musim hujan bisa di bawa ke musim kemarau. Itu supaya kita bisa tetap memenuhi, khususnya untuk kebutuhan pangan kita,” ujar Imam.
Begitu pula kebutuhan air baku untuk air minum, menurut Imam Anshori, terus harus di tingkatkan dari sisi suplainya. Selain itu juga dari sisi penggunaannya sedapat mungkin di berdayakan terus agar bisa memperlakukan air secara lebih hemat.
“Harus dari dua sisi itu, jangan hanya di suplainya saja, tetapi permintaannya juga ada. Termasuk juga mengurangi tingkat kebocoran dari sisi pelayanan dan meningkatkan penyediaannya. Penggunaannya juga harus dihemat lewat penggunaan ulang atau daur ulang,” tegasnya.
Terkait dengan tema HAD XX ini, Imam Anshori mengatakan, bahwa salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah agar setiap rumah tangga sedapat mungkin mengkonsumsi pangan per hari secukupnya dan jangan sampai ada sisa-sisa pangan yang terbuang.
“Karena kalau tiap rumah tangga, misalnya ada nasi yang terbuang, dimana nasi berasal dari beras dan produksi satu kiliogram beras membutuhkan 2.200 liter. Belum ketika beras itu menjadi nasi, belum semua pangan yang lain, semua pangan pasti butuh air. Sehingga kalau bisa menghindari atau mencegah terbuangnya sisa-sisa makanan itu dengan cara menghemat, kan otomatis juga konsumsi air bisa di hemat,” tuturnya. **tim