Festival Serayu adalah salah satu model pemberdayaan masyarakat didalam melakukan konservasi terhadap sungai, upaya-upaya semacam ini juga merupakan pelibatan masyarakat dan pemerintah didalam melestarikan kearifan lokal.
Begitu dijelaskan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Akhmad Supartono, MM ditambahkan bahwa kegiatan semacam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai upaya memasarkan Pariwisata di sekitar Sungai Serayu dan Bendung Gerak Serayu, disamping meningkatkan koordinasi antara masyarakat sekitar Sungai Serayu dengan pemerintah melalui adanya festival perahu hias, juga upaya dalam memberdayakan para penambang pasir untuk dapat menekuni dunia pariwisata, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan semangat masyarakat sekitar Sungai Serayu untuk menjaga sungai agar tetap lestari.
Ditambahkan oleh Akhmad bahwa festival Sungai Serayu ini dilaksanakan setiap tahun, dan festival kali ini adalah yang ke enam kali.
Festival Serayu ini di buka secara resmi oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein, yang didampingi oleh para pejabat Pemda Banyumas, dihadiri oleh Sekretariat Dewan SDA Nasional, Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah, Kelapa BBWS Serayu Opak dan masyarakat penambang pasir dan Masyarakat sekitar sungai Serayu.
Kegiatan festival serayu dilaksanakan selama 2 hari sejak tanggal 21 sampai 22 September 2013 lokasi acara di pusatkan dilokasi bakal dermaga Sungai Serayu di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo.
Dalam sambutan pelepasan parade perahu Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein. menyampaikan bahwa masyarakat sekitar Sungai Serayu secara bersama harus ikut menjaga kebersihan sungai karena Sungai Serayu merupakan anugerah Tuhan yang tiada terhingga bagi masayarakat Banyumas. Bupati juga menyampaikan, tingkat partisipasi pada tahun ini festival cukup tinggi diikuti oleh perahu sekitar 30 yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah. Bupati berharap tahun depan fistival serayu dapat diikuti setidaknya 100 peserta sehingga akan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi masyarakat di Banyumas maupun di luar Banyumas untuk menyaksikan Festival Serayu.
Bupati juga berharap semoga izin pembangunan dermaga segera disetujui, dimulai dari satu dermaga di desa Rawalo tersebut dan ditargetkan akan dibangun 4 dermaga. Dengan adanya dermaga tersebut diharapkan pariwisata di Sungai Serayu dapat berkembang.
Disamping itu Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein berpesan kepada masyarakat sekitar Sungai Serayu harus ikut menjaga kebersihan sungai bersama-sama karena Sungai Serayu merupakan anugerah Tuhan yang tiada terhingga bagi masayarakat Banyumas. Kebersihan harus dimulai dari hulu yaitu di Purwokerto.
Setelah acara seremonial dilanjutkan dengan parade perahu menyusuri Sungai Serayu menggunakan perahu hias dari bakal dermaga hingga ke kawasan Bendung Gerak yang berjarak kurang lebih 15 Km.
Pada kesempatan pelepasan parade perahu dilokasi bakal dermaga Sungai Serayu di Desa Tambaknegara, Kepala BBWS Serayu Opak, Ir. Agus Suprapto K, M.Eng, PhD, mengatakan bahwa Kami bangga dan terharu karena Festival Serayu yang dilaksanakan pada hari ini adalah perwujudan koordinasi antar masyarakat dan pemerintah, yang tidak lepas dari peran aktive pendahulu kami di BBWS Serayu Opak yaitu Ir. Bambang Hargono, Dipl.HE, untuk itu lanjutnya, kami dari BBWS Serayu Opak akan senantiasa mendukung kegiatan masyarakat Sungai Serayu sepanjang bertujuan untuk melestarikan sungai serayu dan kelestarian sumber air pada umumnya.
Dalam kesempatan lain, Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu,, Eddy Wahono, SH menyatakan bahwa Festival Serayu ini adalah “harinya” para penambang pasir, dan para penambang pasir di sekitar sungai menyambut dengan serempak menghentikan kegiatan menambang pasir pada hari itu untuk mengikuti Festival Perahu Hias.
Upaya untuk menumbuhkembangkan kesadaran para penambang pasir guna ikut serta menjaga kelestarian Sungai Serayu serta menjaga kearifan lokal, dikatakan lebih lanjut oleh Eddy, “sangat sulit dilakukan pada awalnya”, namun berkat upaya kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas yaitu Balai PSDA Serayu Citanduy, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas SDA-BM serta peran aktive dari BBWS Serayu Opak dan Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah maka dapat terwujudlah festival Sungai Serayu ini.
Eddy Wahono, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam pemberdayaan masyarakat di Sungai Serayu ini bahwa “Pemberdayaan masyarakat tidak akan berhasil jika masyarakat hanya dijadikan sebagai objek, namun harus sebaliknya menempatkan masyarakat sebagai subjek.
Jika masyarakat hanya ditempatkan sebagai objek, maka masyarakat tidak akan merasa pelaku yang benar-benar dapat menyadari dan faham mengapa mereka harus melakukan sesuatu. Sebaliknya jika dijadikan subjek, maka masyarakat akan merasa diberi kesempatan untuk dapat meningkatkan kemampuan intelektual, keterampilan, kecakapannya dalam berinovasi menuju masyrakat mandiri, apalagi ditambah dengan pemberian wawasan pengetahuan tantang manfaat Sungai sebagai sumber air yag sangat dibutuhkan oleh setiap orang.
Dilanjutkan oleh Eddy bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan permasalahan penambangan di kabupaten banyumas ini adalah bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pertama melalui optimalisasi koordinasi antar instansi pengelolan SDA (pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten), dan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan cara mendidik para penambang agar mampu mendidik diri sendiri dan membantu kelompok mereka sendiri sehingga muncul masyarakat yang mandiri, dan juga keberhasilan diperoleh karena tidak adanya intervensi politik, adapun langkah yang telah dilakukan dalam memberdayakan masyarakat disini adalah dengan memberikan kepada masyarakat pengetahuan tentang pentingnya pelestarian sungai dengan membentuk perilaku sadar dan peduli; transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan , kecakapan , keterampilan; untuk menstimulasi kemampuan intelektual meraka sehingga terbentuk inisiatif masyarakat untuk berinovasi menuju kepada masyarakat yang mandiri.
Dengan menggunakan upaya-upaya tersebut maka masyarakat penambang pasir diarahkan untuk mau direlokasi ke daerah aman yang diperbolehkan dengan memberikan bekal kesadaran untuk mengurangi dampak sampah di Sungai Serayu, upaya iini merupakan mengenalan dan mananaman tatanilai pada masyarakat untuk memahami makna konservasi Sungai Serayu, ada hal lainnya yang unik dan dapat diterima masyarakat adalah dibentuknya pasar minggu pagi yang dilakukan setiap hari minggu di Sungai Serayu untuk memberi ruang kepada para penambang dalam melakukan aktifitas lain.
Acara Festival Serayu ditutup pada hari Minggu, 22 September 2013 setelah acara lomba balap perahu pasir. Lomba perahu pasir diikuti oleh warga masyarakat yang berprofesi sebagai penambang pasir. Lomba ini memperebutkan hadiah dan piala bergilir dari BBWS Serayu Opak, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas dan Balai PSDA Serayu Citanduy.(ed/fiq)