Setiap insan perlu memberikan perhatian terhadap air, baik jumlah maupun kualitasnya, serta menjaga keberlangsungan air. Sampai saat ini, paling tidak terdapat dua miliar penduduk di dunia termasuk di Indonesia yang tidak memiliki akses air bersih yang sehat.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pekerjaan Umum (PU). Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE ketika memberikan sambutan pada acara Puncak Peringatan Hari Air Dunia (HAD) XIX Tahun 2011 di Bendungan Gintung, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sabtu (21/5).
“Selain itu, ada dua juta ton limbah yang mengalir ke badan air dan sekitar 90 persen bencana alam yang terjadi belakangan ini berkaitan dengan air. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kepedulian dan kesadaran akan arti pentingnya air,” ujar Djoko Kirmanto, yang juga merupakan Ketua Harian Dewan Sumber Daya Air Nasional (Dewan SDA Nasional).
Menurut Djoko, baik Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, koorporasi swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), maupun individu dapat berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan sumber air.
Salah satunya yang dapat dilakukan, Djoko Kirmanto menjelaskan, adalah dengan tidak melakukan penebangan hutan sembarangan dan juga terus melakukan kegiatan reboisasi. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah mengusahakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di daerah sungai maupun permukiman agar lingkungan dan sumber air dapat tetap terjaga.
“Daerah Aliran Sungai (DAS) itu 30 persennya harus berupa hutan. Sedangkan untuk area permukiman 30 persennya harus berupa RTH, 20 persennya untuk publik dan 10 persennya bisa dimiliki oleh privat,” kata Menteri PU.
Menteri PU juga menyatakan, bahwa kita juga perlu menjaga daerah resapan air, sebab saat ini banyak daerah resapan air yang justru digunakan untuk permukiman atau industri. Padahal, kita memerlukan ruang-ruang terbuka untuk menampung air.
“Secara pribadi, sebenarnya kita bisa membuat sumur resapan di pekarangan kita. Ini bisa diperkuat dengan peraturan daerah. Jangan memberikan izin membangun rumah, kalau dalam rencananya tidak menyediakan sumur resapan, terutama bagi mereka yang mampu,” ujarnya.
Lebih lanjut Djoko Kirmanto menjelaskan, bahwa masyarakat dapat mulai menjaga sumber air lewat hal-hal kecil. Misalnya saja, menghemat air sudah merupakan kontribusiyang cukup besar. Kemudian, tidak membuang sampah ke badan air, sediakan bak-bak sampah di depan rumah dan tempat sementara pembuangan sampah.
Mengenai Bendungan Gintung, Djoko menyatakan, bahwa bendungan tersebut sudah mengadopsi perubahan-perubahan yang terjadi di daerah sekitarnya. Kapasitas spillwaynya juga lebih besar, yang sebelumnya memiliki lebar hanya lima meter, sekarang sudah menjadi sembilan meter sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan bendungan tersebut.
“Bendungan Gintung sudah di-redesign, maka konsekuensinya memang memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu, bendungan tersebut harus dijaga dengan baik agar dapat berfungsi selama mungkin’” harap Menteri PU.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Sumber Daya Air (SDA) – Kementerian PU, Ir. Sugiyanto, M.Eng yang juga merupakan Ketua Panitia Pelaksana Peringatan HAD XIX Tahun 2011 mengatakan, bahwa HAD tahun ini mengambil tema “Water for Cities”. Sedangkan tema untuk nasional adalah “Air Perkotaan dan Tantangannya”.
“Tema tersebut menggambarkan bahwa saat ini kawasan perkotaan mengalami berbagai tantangan dalam hal ketersediaan air, mengingat jumlah penduduk perkotaan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, kita perlu berperan aktif dalam penyediaan air bersih, sesuai misi yang telah digariskan oleh PBB,” katanya.
Sugiyanto menambahkan, diperlukan pengelolaan air yang baik, khususnya di perkotaan, sehingga ketersediaan air tetap terjaga. Sebab, air merupakan kebutuhan dasar, tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, namun juga untuk keperluan industri.
“Kepedulian akan air harus muncul dari diri kita masing-masing. Air untuk semua dan semua untuk air,” ujarnya.
Sedangkan Gubernur Banten yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Muhadi mengatakan, bahwa pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air, termasuk kepada generasi muda.
“Pemerintah Banten juga berupaya untuk mengatasi intrusi air laut, serta menggandeng pihak perusahaan swasta untuk bersama-sama menjaga kelangsungan sumber air,” kata Muhadi.
Muhadi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian PU yang telah menangani pembangunan kembali Bendungan Gintung sehingga bisa berfungsi lagi, bahkan lebih bagus daripada sebelumnya.
Dalam puncak acara peringatan HAD 2011 tersebut, Menteri PU dan jajarannya, Sekda Provinsi Banten dan Walikota Tangerang Selatan, sempat melakukan penanaman pohon serta meninjau Bendungan Gintung.
Disamping itu, acara tersebut juga dimeriahkan Paduan Suara dan Group Kolintang dari Ditjen SDA, serta Sanggar Seni Suara “Roda” yang merupakan kumpulan dari anak-anak jalanan di wilayah Jakarta Utara.**wwn/faz/ad