Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang telah ditunjuk sebagai koordinator Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3) pada tingkat nasional oleh Sidang Dewan Sumber Daya Air Nasional (Dewan SDA Nasional) beberapa waktu lalu, mengadakan rapat pembahasan mengenai pembangunan portal SIH3, di Jakarta (16/5).
Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim – BMKG, Dra. Nurhayati, M.Sc mengatakan, bahwa pembangunan portal SIH3 merupakan tindak lanjut pelaksanaan dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 88 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengelolaan SIH3 pada Tingkat Nasional.
“Salah satu klausal dalam lampiran Perpres No. 88 Tahun 2012 tersebut telah menyebutkan bahwa BMKG sebagai koordinator. Jadi untuk mengimplementasikan dan menyelenggarakan SIH3 perlu kerjasama antar tiga institusi yang bertanggung jawab terhadap H3 itu,” katanya.
Ketiga institusi tersebut, menurut Nurhayati, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air untuk hidrologi, BMKG untuk hidrometeorologi dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi untuk hidrogeologi.
“Selain itu, ketiga institusi ini dan kementerian/lembaga lain yang terkait juga telah menyusun matrik tindak lanjut dari Perpres No. 88/2012 dan telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan SDA Nasional) No. 03 Tahun 2013,” jelasnya.
Lebih lanjut Nurhayati menyatakan, bahwa dengan ditetapkannya matrik tindak lanjut pelaksanaan Perpres No. 88/2012 oleh Menko selaku Ketua Dewan SDA Nasional, maka hal tersebut perlu dimplementasikan lebih lanjut.
“Pertemuan inilah yang kita mau, untuk memperkuat dan menyatukan persepsi kita terhadap portal pengelolaan SIH3 yang akan dibangun nantinya. Misalnya saja, mengenai kontennya seperi apa, dan seterusnya,” ujar Nurhayati.
Terkait dengan pembangunan portal SIH3, Nurhayati mengungkapkan, bahwa di BMKG akan dibentuk tim Teknologi Informatika (IT) yang akan membangun portal tersebut. Saat ini sedang dalam proses pengesahan Surat Keputusan-nya.
“Tim ini sudah mulai bekerja dan bergerak untuk merancang dan membangun desain web portal tersebut. Mereka juga telah melaksanakan kerjasama dengan tim IT dari kementerian PU dan Kementerian ESDM,” tambah Nurhayati.
Dengan dibangunnya portal tersebut, Nurhayati mengharapkan, masyarakat ataupun pengguna jasa bisa melihat dan menggunakan portal web SIH3 ini untuk mencari informasi H3 yang telah terintegrasi dengan baik.
“Tentunya integrasi ini bisa dicapai dengan baik dan langgeng sesuai dengan tujuannya, tidak ada lagi informasi H3 yang tumpang tindih sehingga dapat melayani user dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Integrasi
Senada dengan Nurhayati, dalam pemaparan narasumber pengelolaan SIH3, Ir. Imam Anshori, MT, disebutkan bahwa selama ini banyak instansi atau lembaga yang melaksanakan pemantauan H3.
“Melihat hal ini, mengapa informasi H3 ini tidak diintegrasikan saja. Seperti variabel atau parameter yang diamati, dimana dilakukan, kontinyuitas pemantauan, kompatibel dengan kebutuhan, dan seterusnya,” katanya.
Imam Anshori menyampaikan, bahwa pengelolaan SIH3 merupakan jaringan informasi sumber daya air yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi yang pengaturannya dilaksanakan oleh Pusat, pemerintah daerah dan pengelola sumber daya air sesuai dengan kewenangannya.
“Dalam pelaksanaan pengelolaan SIH3 ini, dapat dilakukan kerjasama dengan pihak lain dan harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air,” ujarnya.
Selanjutnya Imam Anshori mengemukakan, bahwa kebijakan pengelolaan SIH3 diperlukan untuk meningkatkan keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu penyampaian data dan informasi H3.
Selain itu juga untuk menjamin kompatibilitas perangkat pengelolaan data dan informasi H3 yang ada di berbagai instansi pengelola serta menjamin keberlanjutan layanan data dan informasi H3 yang didukung ketersediaan sumber daya yang memadai.
Mengenai lingkup informasi H3, Imam Anshori menjelaskan, bahwa yang menyangkut hidrologi sekurang-kurangnya mencakup informasi curah hujan, kandungan air pada sumber air, tinggi muka air pada sumber air, kandungan sedimen pada sumber air dan informasi lain terkait dengan kondisi aliran.
“Informasi hidrometeorologi sekurang-kurangnya mencakup mengenai temperatur udara, kecepatan angin, kelembaban udara, dan informasi lain terkait dengan kondisi atmosfer,” tuturnya.
Sedang untuk informasi hidrogeolgi, menurut Imam, sekurang-kurangnya mencakup mengenai potensi air tanah, kondisi akuifer dan informasi lain terkait dengan kondisi Cekungan Air Tanah (CAT).
Oleh karena itu, Imam Anshori mengharapkan, agar portal yang akan dibangun dapat menjawab kebutuhan data dan informasi setiap individu yang membutuhkan, para pengambil keputusan, perencana pembangunan, pelaku pembangunan, pemanfaat sumber daya air dan para pengamat atau akademisi atau peneliti sumber daya air.
Konten
Sementara itu dari rancangan awal yang telah dibangun, tim IT BMKG telah memetakan konten yang akan disampaikan dalam portal SIH3 tersebut. Terkait data dan informasi mengenai hidromteorologi terdiri dari analisa hujan bulanan, prakiraan bulanan, prakiraan musim, informasi ketersediaan air tanah, informasi kekeringan, informasi banjir, radar dan satelit, peta proyeksi CH normal iklim, dan AWS.
Sedang untuk data dan informasi terkait hidrologi terdiri dari curah hujan, debit sungai/Tinggi Muka Air (TMA), air tanah, sumur bor, kualitas air, banjir, kekeringan dan tanah longsor.
Untuk data dan informasi hidrogeologi terdiri dari peta Cekungan Air Tanah (CAT), peta hidrogeologi, peta potensi air tanah, peta konservasi air tanah, data kedalaman muka air tanah, data minatan hidrogeologi, data kualitas air tanah, peraturan perundangan air tanah, berita air tanah, dan curah hujan.**gml/titi/ad