Workshop bertema Optimalisasi Kebijakan Sumber Daya Air Berbagai Kepentingan dalam Peningkatan Penyediaan Air Minum yang Berkelanjutan, digelar di Jakarta (14/11). Workshop dibuka Ketua Umum PERPAMSI, Dr. Syaiful, dan diikuti tak kurang dari 85 peserta, yang sebagian besar adalah para direksi dari berbagai PDAM tanah air. Pembukaan juga dihadiri para ketua di lingkungan DPP PERPAMSI, yang hari itu akan melakukan rapat koordinasi di Jakarta.
Workshop dibagi dua sesi secara panelis. Sesi pertama menghadirkan pembicara dari Ditjen SDA Kementerian PU, Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, pembicara dari Perum Perhutani dan pakar SDA dari ITB, Prof. Dr. Arwin Sabar. Sementara sesi kedua menghadirkan pembicara dari Dewan SDA Nasional, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), PT Jasa Tirta dan pembicara dari PDAM Kabupaten Rembang, Direktur Guswahid Hidayat.
Pembicara dari Ditjen SDA Kementerian PU, yang disampaikan Direktur Bina Penatagunaan SDA, Arie Setiadi Purwanto menyampaikan mengenai potensi dan program Ditjen SDA. Dari total potensi air baku di Indonesia sebesar 3.9 triliun meter kubik, baru sekitar 14 miliar meter kubik atau sekitar 52 meter kubik per kapita air baku yang dapat dikelola melalui reservoir. Angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain, bahkan dari Thailand (1.277 meter kubik per kapita).
Untuk mendukung program pengembangan SPAM dan pencapaian MDG, Ditjen SDA mendukung berbagai upaya kemitraan di bidang SDA dalam bentuk SPAM regional seperti yang sedang berjalan di Jawa Tengah dan Jawa Barat, dukungan air baku bagi PDAM yang menggunakan fasilitas perbankan, mendukung program pengembangan SPAM, dan pencapaian target jaringan perpipaan terlindungi 30.779 juta jiwa sesuai Inpres No. 3 Tahun 2010.
Jasa lingkungan (jasling) atau jasa ekosistem, dikaitkan dengan peraturan perundangan yang ada menjadi salah satu bahasan pembicara dari Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, yang disampaikan Dr. Ir. Bambang Supriyanto. Intinya, arah kebijakan jasling pada kawasan hutan adalah untuk meningkatkan penerimaan negara dari pemanfaatan air, karbon, wisata alam dan lain-lain. Pemanfaatan air untuk kegiatan komersial (seperti yang dilakukan PDAM) yang bersumber dari suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, paling banyak 20 % dari debit air minimal di areal pemanfaatan.
Pembicara dari Perum Perhutani, Dr. Ir. Mustafa Iskandar, mengungkapkan potensi SDA di Perum Perhutani. Perhutani sebagai BUMN pengelola 2,4 juta ha hutan lindung dan hutan produksi di Jawa dan Madura, mempunyai 772 sumber mata air dengan debit tinggi dan 327 air terjun multi-fungsi di kawasan hutan Perhutani.
Imam Anshori, Sekretaris Harian Dewan SDA Nasional, menjabarkan misi pengelolaan SDA tahun 2011 hingga 2030. Yakni meningkatkan konservasi SDA secara terus menerus, mendayagunakan SDA untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat, mengendalikan dan mengurangi daya rusak air, meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan SDA dan membangun jaringan sistem informasi SDA yang terpadu antarsektor dan antarwilayah.
Imam menegaskan, pengelolaan SDA tidak dapat dipandang hanya sebagai proyek, tetapi merupakan proses yang bersifat terus-menerus (going concern concept).
Pakar SDA, Prof. Arwin Sabar, menilai perlu peningkatan kompentensi direktur teknik PDAM tentang wawasan konsep pengembangan SPAM berkelanjutan, juga pengertian mendalam tentang keandalan air baku (kuantitas dan kualitas), bagian sangat penting industri air minum (target MDGs 2015, kepuasan konsumen, harga jual air yang kompetitif dan laba perusahaan).
Untuk pencapaian target air minum MDG, ia menilai harus ditempuh kebijakan yakni term taktis (kebijakan jangka pendek capaian target MDG, transformasi fungsi tunggal bendungan air (berbagai air dengan air baku PDAM), dan term strategis (kebijakan jangka panjang 15 hingga 20 tahun) mengatasi ekstrimitas debit air (banjir dan kekeringan).
Sementara pembicara dari PT Jasa Tirta, BBWS dan PDAM Kabupaten Rembang menyoroti mengenai potensi, permasalahan, hambatan, tugas dan tanggung jawabnya selaku operator dalam bidang masing-masing. *Zili