Pada minggu ketiga bulan Oktober 2014, sebanyak 45 peserta menghadiri acara Rapat Koordinasi Pemilihan Strategi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk dua wilayah sungai di Provinsi Banten, yang diselenggarakan di Kota Serang – Banten (21-22/10).
Acara yang difasilitasi Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman – Provinsi Banten ini bertujuan untuk membahas dan memilih strategi dari beberapa alternatif yang ada pada rancangan Pola PSDA untuk dua wilayah sungai, yaitu Wilayah Sungai (WS) Ciliman-Cibungur dan WS Cibaliung-Cisawarna yang merupakan wewenang Provinsi Banten.
Dalam laporannya penyelenggaraan acara tersebut, Kepala Seksi Pengembangan Irigasi, Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman -Provinsi Banten, Deni Mardiyanto, ST, MT menyatakan bahwa Rancangan Pola Perencanaan WS Ciliman-Cibungur dan WS Cibaliung-Cisawarna sudah selesai sejak tahun 2012 yang lalu.
“Rancangan ini sudah melalui proses konsultasi dengan berbagai pihak melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) 1 dan 2, namun penetapan Pola-nya belum dilakukan. Kita harapkan untuk segera ditetapkan oleh Gubernur, ” kata Deni Mardiyanto.
Terkait dengan hal tersebut, Deni berharap, agar proses penetapannya dapat selesai dalam waktu maksimum satu bulan. “Proses pemilihan strategi ini akan menghasilkan rekomendasi bersama, yang akan kita ajukan ke Gubernur untuk kemudian menetapkan Pola melalui Peraturan Gubernur,” ujarnya.
CDTA
Kedua WS yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Banten ini, juga menjadi lokasi pilot program Capacity Development Technical Assistance (CDTA) 7849-INO, yang merupakan program hibah Asian Development Bank (ADB) untuk pengembangan kapasitas dalam pengelolaan sumber air di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air – Kementerian Pekerjaan Umum.
Oleh karenanya, dalam mempersiapkan proses penyusunan alternatif pilihan strategi tersebut, Dewan Sumber Daya Air Provinsi Banten dan Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman – Provinsi Banten dibantu oleh tim konsultan CDTA 7849-INO.
Lebih lanjut Deni menjelaskan, bahwa nantinya strategi yang dipilih dan ditetapkan Gubernur Banten ini akan menjadi acuan dasar bagi penyusunan Rencana, yang pelaksanaannya segera dimulai untuk dua WS Ciliman-Cibungur dan Cibaliung-Cisawarna.
Adapun para peserta rapat koordinasi ini, terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Dinas provinsi dan perwakilan dari tiga kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Selain itu juga hadir para narasumber, pemerhati dan penggiat serta kelompok masyarakat yang terkait dalam pengelolaan SDA.
Air Baku & Pengendalian Banjir
Sementara itu saat ditemui di kantornya, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi Banten, Ir. H. Iing Sawargi mengatakan, bahwa pengelolaan sumber daya air di Provinsi Banten tak luput dari berbagai tantangan.
Menurut Iing, masalah kekeringan, banjir dan pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat adalah hal-hal yang mendesak dan perlu segera ditangani oleh pemerintah provinsi Banten. Pada saat bersamaan, upaya konservasi juga mendesak untuk perlu segera dilakukan dalam melindungi sumber air, termasuk ke dalamnya upaya konservasi daerah tangkapan air dan resapan air.
“Karenanya, perencanaan wilayah sungai sebagaimana yang terdapat di dalam Pola PSDA akan sangat membantu di dalam merencanakan pembangunan sumber daya air yang berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan potensi sumber daya air di Banten yang cukup besar, Iing menyatakan, sangat memungkinkan untuk terus membangun dan memaksimalkan potensi penggunaan SDA. Misalnya untuk irigasi dengan membangun daerah-daerah irigasi baru.
“Untuk pemenuhan kebutuhan air baku, sudah ada rencana untuk membangun waduk Karian dan Bendungan Sindang Heula. Waduk Karian ini nantinya bisa menampung 217 juta meter kubik yang dapat menyuplai air ke daerah Tangerang, Serang dan Cilegon, serta menambah suplai air ke Jakarta. Sedangkan Bendungan Sindang Heula bisa menampung sekitar 9,2 juta meter kubik air menyuplai air untuk Kabupaten dan Kota Serang,” kata Iing.
Bendungan Sindang Heula yang berlokasi di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang akan menggunakan aliran dari Sungai Cibanten. Sedangkan Waduk Karian, yang berlokasi di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, akan menggunakan sumber air dari tiga sungai, yaitu Sungai Cisimeut, Cibeurang dan Ciujung.
“Kami juga sedang membangun bendung Cihara di Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak yang sedang dalam tahap penyelesaian. Bendung ini nantinya akan bisa mengairi 1.200 Ha sawah dan kita harapkan dapat selesai pembangunannya pada akhir tahun 2014 ini,” ungkap Iing.
Selain pengelolaan SDA, Dinas SDA dan Permukiman – Provinsi Banten juga melakukan pekerjaan fisik dan non-fisik di bidang permukiman, yang juga meliputi sanitasi, drainase dan persampahan.
Pemilihan Strategi
WS Ciliman-Cibungur terdiri dari 27 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas total 1.750,93 km2 memiliki potensi air sebesar 120 m3/detik. Sedangkan WS Cibaliung-Cisawarna terdiri dari 75 DAS dengan luas total 2.613,37 km2 mempunyai potensi air sekitar 122.34 m3/detik.
Menurut hasil analisis, potensi air di kedua WS tersebut, dalam jangka panjang masih aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, perkotaan, industri dan irigasi masyarakat yang berada di lokasi WS ini.
Melalui serangkaian diskusi dan pembahasan, para peserta rapat pada akhirnya bersepakat untuk memilih Strategi C dalam Pola PSDA, baik untuk WS Ciliman-Cibungur maupun WS Cibaliung-Cisawarna.
Adapun parameter pertumbuhan ekonomi untuk memilih strategi pada Pola PSDA, yaitu pertama, di bawah 5,5% masuk dalam kategori pertumbuhan ekonomi rendah. Kedua, antara 5,5-6,5% masuk kategori pertumbuhan ekonomi sedang dan ketiga, di atas 6,5% masuk dalam kategori pertumbuhan ekonomi tinggi.
Pemilihan Strategi C yang mengacu pada skenario pertumbuhan ekonomi sedang, dengan pertimbangan bahwa pemerintah mendukung percepatan pembangunan bidang sumber daya air di dua WS ini.
Strategi ini dinilai sebagai yang paling rasional dan aman terhadap penyediaan anggaran pembangunan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sedang dengan angka pertumbuhan berkisar 5,5%-6,5%.
Untuk dapat mencapai strategi tersebut, salah seorang pemerhati dan penggiat lingkungan yang hadir dalam acara tersebut, N.P Rahadian mengharapkan, agar posisi Dewan SDA Provinsi Banten perlu diperkuat untuk bisa membantu koordinasi dari berbagai lembaga terkait pengelolaan sumber daya air di Provinsi Banten.
“Selain itu, dalam pelaksanaan program pembangunan SDA perlu lebih meningkatkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat secara langsung, terutama untuk bidang konservasi, pendayagunaan air serta pencegahan dan pengendalian daya rusak air,” tegas Rahadian.