Acara Stakeholders Consultation Meeting (SCM) Ke-2 digelar di bali, pada 12-13 Oktober 2023. Acara ini juga merupakan rangkaian sekaligus persiapan terakhir jelang pelaksanaan The 10th World Water Forum (WWF) Mei 2024 mendatang.
Presiden World Water Council Loic Fauchion mengatakan dalam pidato pembukaan bahwa SCM ke-2 ini berfungsi sebagai bagian dari “Water Deal” yang menyerukan diplomasi air secara berkesinambungan untuk meyakinkan para pemimpin dunia dan pemimpin politik bahwa “Air adalah isu politik” dan “sekarang adalah saatnya akselerasi”. Water Deal, menyiratkan hubungan baik antar umat manusia dan air, terutama menyerukan kembali slogan “Stop Ignoring Water”. Air saat ini Tengah diserang karena masalah iklim dan demografi, jadi kita harus hemat air untuk kesejahteraan bersama
Dalam acara 2nd SCM juga menetapkan sejumlah komitmen dan rencana aksi konkret bersama untuk mencari solusi mengatasi permasalahan air secara global dengan berlandaskan kemauan dan keputusan politik Landasan tersebut diyakini akan menciptakan diplomasi air (hydrodiplomasi) yang terdiri dari beberapa kebijakan, yaitu pembiayaan pengelolaan air dan hak atas air.
Wakil Ketua Komite Penyelenggara Nasional Forum Air Sedunia ke-10 yang juga menjabat sebagai Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan SCM ke-2 memainkan peran penting dalam meletakkan dasar bagi 10th WWF tahun depan, pada kesempatan ini kami akan membahas “Water Justice” secara global, termasuk pengelolaan air di pulau-pulau kecil dan akses air bersih untuk semua. Kemudian, kami akan memetakan keterkaitan antar sub-tema, wilayah, dan ketiga proses, merencanakan tindakan lebih lanjut dan merancang hasil akhir untuk forum, serta merancang tindak lanjut setelahnya.
Sementara itu, Pejabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan bahwa ia berharap forum ini tidak hanya berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan tetapi juga untuk meningkatkan teknologi inovatif khususnya dalam sistem irigasi untuk menjamin ketahanan air dan pangan global. Ia juga mengajak seluruh peserta untuk meluangkan waktu mengunjungi destinasi wisata dan menyaksikan kehidupan tradisional masyarakat Bali serta keindahan lanskap Subak.
Hendra juga mejelaskan Air merupakan hal yang penting bagi kita, khususnya masyarakat Bali. bahwa sumber daya air di Bali telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk pertanian, pariwisata, juga lekat dengan kehidupan beragama yang mayoritas memeluk agama Hindu. Kehidupan kita tidak bisa terlepas dari air, khususnya masyarakat Bali yang memiliki warisan budaya yang memuliakan air sebagai sumber kehidupan, dengan menjaga keseimbangan air baik yang di Bhuana Agung (makrokosmos) maupun di Bhuana Alit (mikrokosmos).
Ketua Sekretariat Panitia Penyelenggara Nasional sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah menyampaikan SCM ke-2 Pertemuan konsep pembahasan tematik yaitu Ketahanan dan Kesejahteraan Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerjasama dan Diplomasi Air, Pembiayaan Air Berkelanjutan, dan terakhir, Pengetahuan dan Inovasi.
2nd SCM mempertemukan berbagai pemangku kepentingan sehingga bisa menjalin komunikasi yang dapat membangun kerja sama antarnegara di berbagai belahan dunia lainnya seperti Asia Pasifik, Amerika, Afrika, dan Mediterania, dihadiri sekitar 1.094 pemangku kepentingan dari 73 negara yang terdiri dari unsur kepala negara, pemerintah pusat, otoritas lokal, parlemen, organisasi, dan masyarakat.